INDONESIA TANAH TUMPAH DARAH
Kecintaan mereka terhadap tanah air
Indonesia begitu sangat dalam. Mereka merupakan mahasiswa dari perguruan tinggi
Trisakti. Mereka sangat menginginkan Indonesia maju seperti bangsa lain. Jauh
dari pemimpin yang otoriter terhindar dari penyimpanagn terhadap cita-cita
negara. Mereka sangat prihatin melihat negerinya yang seperti itu, negeri yang
begitu seram dan gelap bagi rakyat seperti mereka. Mereka dan semua mahasiswa Trisakti
akan menegakkan hukum dan keadilan di negeriku ini. Mereka itu adalah Elang
Mulia Lasmana, Hery Hertanto, Hafidin A Royan, dan Hendriawan.
Sehari sebelum kejadian, meraka dan
semua mahasiswa Trisakti sudah memikirkan apa yang akan mereka lakukan besok
hari. Mereka telah membuat rencana dan apa-apa yang akan di lakukan
Pada hari itu, Mereka pergi bersama-sama
kelapangan gedung DPR/MPR Republik Indonesia, dengan sebuah propaganda “
Lakukan Perubahan Bagi Indonesia,Bangun Indonesia Bebas, Wujudkan Indonesia Baru”.
Dengan semangat 45 yang mereka miliki dan bermodal kenekatan mereka berhasil
menduduki lapangan DPR/MPR pada siang itu. Mereka adalah wakil dari suara
rakyat lemah.
“Hari ini kami akan memperjuangkan
Indonesia yang kami cintai” kata Elang Mulia. “ Ini adalah kesempatan kami
untuk mewujudkan cita-cita bangsa yang telah diselewengakan oleh pemimpin”
sahut Heri. “ Kita pasti bisa teman” kata Hafidin. Tiba-tiba Hendiwan muncul
dengan membawa selogam yang cukup besar. “ Kami cinta Indonesia, Turunkan
presiden Suharto”.
Mereka berempat merupakan mahasiswa yang
paling berani dari semua mahasiswa yang ada. Atas keberanian mereka, demontrasipun
berlangsung pada hari itu. Pembelaan terhadap tanah airpun digalakkan. Taktik
yang mereka rencanakan berjalan dengan mulus tanpa ada kerikil kecil yang
menghalang. Aparat keamananpun tidak sangggup menghalangi aksi yang mereka
lakuakan.
Saat aksi demo berlangsung, kericuhanpun
membuat kebisingan. Empat orang mahasiswa
Trisakti yang gigih tersebut tidak mendengarkan apa yang disampaikan
oleh presiden Suharto saat demo itu terjadi. Dikarnakan kericuhan yang begitu
besar dan semua suara bercampur. Sehingga suara Suharto di corong sebesar kubah
mesjidpun tidak bisa mereka dengarkan.
Mahasiswa yang berdemontrasi itu
dianggap sebagai duri bagi bangsa. Karena mereka di anggap sebagai penghianat
bangsa, karena telah berani menentang pemerintah yang ada. Isi dari perkataan yang
di sampaikan Suharto adalah “ Barang Siapa Yang Tidak Mengindahkan Perkataanku,
Maka Akan Kuanggap Sebagi Penentang Bangsa Indonesia Dan Dia Akan Di Hilangkan
Dari Kehidupan Berbangasa”.
Atas perintah presiden Suharto,
Petruspun menjalankan aksinya. Petrus adalah penembak misterius bagi oang yang
menentang peraturan pemerintah masa itu. “ taaangg” semua mahasiswa terkejut
mendengar bunyi pistol yang di tembakkan ke udara. Mereka tidak memperdulikan
hal tersebut. “taaang” bunyi pistol kedua, mereka bertambah ricuh. Ternyata
salah seorang dari mereka telah terbaring dengan baju yang bergelimang darah.
Mereka sangat terkejut dan sempat merasa takut, namun mereka terus melakukan
demontrasi seperti tujuan mereka pertama.
Tak lama kemudian, bunyi suara pistolpun
semakin marak. Tiga orang mahasiswa lainpun tergeletak dengan darah mereka yang
mengalir di tanah. Aksi demopun diberhentikan, semua mahasiswa membawa teman
mereka yang menjadi korban penembakan tersebut ke tempat pemakaman. Dan pada
hari itu juga mereka akan menguburkan empat pahlawan pemberani tersebut.
Hal tersebut tidak diambil alih oleh
perintah. Perintah seakan-akan menutupi kejadian tersebut. Dan menyebarkan
rumor “Mereka Adalah Benalu Bagi Bangsa”. Semua rakyat menetang atas apa yang
dikatakan Suharto. Rakyat menganggap mereka adalah pahlawan reformasi. Namun
pemerintah tidak mau bertanggung jawab atas kematian meraka berempat.rakyat
sangat prihatin dna sedih dengan kejadian tersbut. Atas nama pembela warga yang
lemah, rakyat turut brduka cita atas kematian mereka.
Di sore itu, rakyat Selemba
berbondong-bondong pergi ke tempat pemakaman korban. “ saya adalah pembela
kalian, ini dari kami bertiga” kata seorang warga yang meletakkan pita hitam
dikaranganbunga sebagai tanda bela sungkawa mereka. “ saya akan selalu
mendoakan kalian, atas apa yang menimpa kalian” kata Eko. “Kami adalah warga
yang akan sellau mengenang dan memperingati hari kematian kalian” kata Madi yang menangis di samping kuburan
empat mahasiswa tersebut.
Mereka menyerahkan nyawa demi
mengembalikan Indonesia sesuai dengan pandangan hidup bngasa yaitu Pancasial. Aksi
tersebut membuahkan hasil. Dengan diadakan domontrasi yang menelan korban
tersebut. Prsiden Suharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden
republik Indonesia. Mereka berempat adalah pahlawan reformasi yang membawa
perubahan dan mewujudkan cita-cita bangsa yang sesuai dengan Pancasila yang
sempat di selewengakan oleh pemimpin bangsa. Mereka sangat berani dan patut
dicontoh.