Rabu, 02 April 2014

menceritakan puisi karangan bunga


                        INDONESIA TANAH TUMPAH DARAH
Kecintaan mereka terhadap tanah air Indonesia begitu sangat dalam. Mereka merupakan mahasiswa dari perguruan tinggi Trisakti. Mereka sangat menginginkan Indonesia maju seperti bangsa lain. Jauh dari pemimpin yang otoriter terhindar dari penyimpanagn terhadap cita-cita negara. Mereka sangat prihatin melihat negerinya yang seperti itu, negeri yang begitu seram dan gelap bagi rakyat seperti mereka. Mereka dan semua mahasiswa Trisakti akan menegakkan hukum dan keadilan di negeriku ini. Mereka itu adalah Elang Mulia Lasmana, Hery Hertanto, Hafidin A Royan, dan Hendriawan.
Sehari sebelum kejadian, meraka dan semua mahasiswa Trisakti sudah memikirkan apa yang akan mereka lakukan besok hari. Mereka telah membuat rencana dan apa-apa yang akan di lakukan
Pada hari itu, Mereka pergi bersama-sama kelapangan gedung DPR/MPR Republik Indonesia, dengan sebuah propaganda “ Lakukan Perubahan Bagi Indonesia,Bangun Indonesia Bebas, Wujudkan Indonesia Baru”. Dengan semangat 45 yang mereka miliki dan bermodal kenekatan mereka berhasil menduduki lapangan DPR/MPR pada siang itu. Mereka adalah wakil dari suara rakyat lemah.
“Hari ini kami akan memperjuangkan Indonesia yang kami cintai” kata Elang Mulia. “ Ini adalah kesempatan kami untuk mewujudkan cita-cita bangsa yang telah diselewengakan oleh pemimpin” sahut Heri. “ Kita pasti bisa teman” kata Hafidin. Tiba-tiba Hendiwan muncul dengan membawa selogam yang cukup besar. “ Kami cinta Indonesia, Turunkan presiden Suharto”.
Mereka berempat merupakan mahasiswa yang paling berani dari semua mahasiswa yang ada. Atas keberanian mereka, demontrasipun berlangsung pada hari itu. Pembelaan terhadap tanah airpun digalakkan. Taktik yang mereka rencanakan berjalan dengan mulus tanpa ada kerikil kecil yang menghalang. Aparat keamananpun tidak sangggup menghalangi aksi yang mereka lakuakan.
Saat aksi demo berlangsung, kericuhanpun membuat kebisingan. Empat orang mahasiswa  Trisakti yang gigih tersebut tidak mendengarkan apa yang disampaikan oleh presiden Suharto saat demo itu terjadi. Dikarnakan kericuhan yang begitu besar dan semua suara bercampur. Sehingga suara Suharto di corong sebesar kubah mesjidpun tidak bisa mereka dengarkan.
Mahasiswa yang berdemontrasi itu dianggap sebagai duri bagi bangsa. Karena mereka di anggap sebagai penghianat bangsa, karena telah berani menentang pemerintah yang ada. Isi dari perkataan yang di sampaikan Suharto adalah “ Barang Siapa Yang Tidak Mengindahkan Perkataanku, Maka Akan Kuanggap Sebagi Penentang Bangsa Indonesia Dan Dia Akan Di Hilangkan Dari Kehidupan Berbangasa”.
Atas perintah presiden Suharto, Petruspun menjalankan aksinya. Petrus adalah penembak misterius bagi oang yang menentang peraturan pemerintah masa itu. “ taaangg” semua mahasiswa terkejut mendengar bunyi pistol yang di tembakkan ke udara. Mereka tidak memperdulikan hal tersebut. “taaang” bunyi pistol kedua, mereka bertambah ricuh. Ternyata salah seorang dari mereka telah terbaring dengan baju yang bergelimang darah. Mereka sangat terkejut dan sempat merasa takut, namun mereka terus melakukan demontrasi seperti tujuan mereka pertama.
Tak lama kemudian, bunyi suara pistolpun semakin marak. Tiga orang mahasiswa lainpun tergeletak dengan darah mereka yang mengalir di tanah. Aksi demopun diberhentikan, semua mahasiswa membawa teman mereka yang menjadi korban penembakan tersebut ke tempat pemakaman. Dan pada hari itu juga mereka akan menguburkan empat pahlawan pemberani tersebut.
Hal tersebut tidak diambil alih oleh perintah. Perintah seakan-akan menutupi kejadian tersebut. Dan menyebarkan rumor “Mereka Adalah Benalu Bagi Bangsa”. Semua rakyat menetang atas apa yang dikatakan Suharto. Rakyat menganggap mereka adalah pahlawan reformasi. Namun pemerintah tidak mau bertanggung jawab atas kematian meraka berempat.rakyat sangat prihatin dna sedih dengan kejadian tersbut. Atas nama pembela warga yang lemah, rakyat turut brduka cita atas kematian mereka.
Di sore itu, rakyat Selemba berbondong-bondong pergi ke tempat pemakaman korban. “ saya adalah pembela kalian, ini dari kami bertiga” kata seorang warga yang meletakkan pita hitam dikaranganbunga sebagai tanda bela sungkawa mereka. “ saya akan selalu mendoakan kalian, atas apa yang menimpa kalian” kata Eko. “Kami adalah warga yang akan sellau mengenang dan memperingati hari kematian kalian”  kata Madi yang menangis di samping kuburan empat mahasiswa tersebut.
Mereka menyerahkan nyawa demi mengembalikan Indonesia sesuai dengan pandangan hidup bngasa yaitu Pancasial. Aksi tersebut membuahkan hasil. Dengan diadakan domontrasi yang menelan korban tersebut. Prsiden Suharto mengundurkan diri dari jabatannya sebagai presiden republik Indonesia. Mereka berempat adalah pahlawan reformasi yang membawa perubahan dan mewujudkan cita-cita bangsa yang sesuai dengan Pancasila yang sempat di selewengakan oleh pemimpin bangsa. Mereka sangat berani dan patut dicontoh.